Polip rahim adalah jaringan abnormal yang tumbuh di lapisan dinding rahim (endometrium). Meski umumnya bersifat jinak, sebagian polip rahim dapat berkembang menjadi ganas atau kanker. Ukuran polip rahim bisa bervariasi, mulai dari bulat hingga lonjong, dengan ukuran sebesar biji wijen hingga sebesar bola golf.
Polip dapat tumbuh bertangkai, sehingga akan terlihat menggantung atau tumbuh melebar di dinding rahim. Polip rahim dapat dialami oleh setiap wanita, tetapi kondisi ini lebih sering terjadi pada wanita berusia di atas 40 tahun.
Penyebab Polip Rahim
Hingga kini, penyebab polip rahim belum diketahui secara pasti. Akan tetapi, kondisi ini memiliki kaitan erat dengan perubahan kadar hormon estrogen di dalam tubuh. Selain itu, ada beberapa kondisi yang diduga dapat meningkatkan risiko terjadinya polip rahim, antara lain:A. Memasuki masa perimenopause dan menopause
B. Menderita obesitas
C. Mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti obat untuk menangani kanker
D. Menderita kelainan genetik, seperti sindrom Cowden atau sindrom Lynch
Gejala Polip Rahim
Gejala polip rahim yang muncul bisa bervariasi. Bahkan, penderitanya bisa saja tidak mengalami gejala apa pun jika polip berukuran kecil atau hanya tumbuh satu. Meski demikian, ada sejumlah gejala yang dapat dialami oleh penderita polip rahim, di antaranya:A. Siklus menstruasi yang tidak teratur
B. Siklus dan volume menstruasi berlangsung lama (menorrhagia)
C. Muncul flek atau perdarahan setelah menopause
D. Mengalami perdarahan setelah berhubungan intim
E. Sulit hamil (infertilitas)
Diagnosis Polip Rahim
Dokter akan mengajukan pertanyaan seputar gejala, riwayat penyakit dan anggota keluarga pasien, serta obat-obatan yang sedang dikonsumsi. Dokter juga akan bertanya seputar menstruasi, seperti siklus, lama, frekuensi, dan volume darah menstruasi.Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik secara keseluruhan. Untuk menegakkan diagnosis, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan tambahan, seperti:
1. USG Transvaginal
USG transvaginal dilakukan menggunakan alat yang berbentuk seperti tongkat (ultrasound inducer) yang dimasukkan ke dalam rahim melalui vagina. Alat ini akan memancarkan gelombang suara yang kemudian diubah menjadi tampilan visual untuk melihat letak polip di dalam rahim.
2. Histeroskopi
Histeroskopi dilakukan dengan memasukkan alat histeroskop ke dalam rahim melalui vagina. Alat ini berbentuk selang tipis yang dilengkapi dengan lampu dan kamera untuk mendeteksi keberadaan polip.
3. Biopsi Dinding Rahim
Prosedur biopsi dinding rahim dilakukan dengan mengambil sampel jaringan dari dinding rahim. Sampel tersebut akan diuji di laboratorium untuk memastikan apakah polip dapat berkembang menjadi kanker atau tidak.
4. Kuret
Kuret atau kuretase dilakukan dengan cara memasukkan tongkat ke dalam rahim melalui vagina untuk mengambil sampel jaringan. Prosedur ini juga bisa digunakan untuk pengangkatan polip
5. Sonohisterografi
Sonohisterografi dilakukan dengan bantuan USG dan memasukkan cairan khusus ke dalam rahim melalui kateter. Prosedur ini akan mempermudah dokter untuk melihat ada tidaknya pertumbuhan polip.
Sebelum dan sesudah menjalani pemeriksaan penunjang di atas, dokter akan memberikan antibiotik, obat pereda nyeri, dan obat untuk melebarkan leher rahim (serviks).Pengobatan Polip Rahim
Pengobatan polip rahim dilakukan bila penderitanya mengalami gejala yang mengganggu, seperti perdarahan menstruasi berlebihan atau polip berpotensi berkembang menjadi kanker. Bila polip rahim sudah sangat mengganggu, berikut beberapa penanganan yang dapat dilakukan untuk mengatasinya:1. Pemberian Obat-Obatan
Obat-obatan, seperti progestin dan gonadotropin releasing hormone agonist (GnRH) akan diberikan untuk menyeimbangkan hormon dan meredakan gejala polip rahim. Meski begitu, efek ini hanya bersifat sementara. Artinya, gejala dapat muncul kembali setelah penggunaan obat dihentikan.
2. Histeroskopi atau Kuret
Histeroskopi dan kuret dapat dilakukan untuk mengangkat polip rahim. Namun, kedua tindakan ini dapat menimbulkan efek samping berupa kram perut dan perdarahan ringan. Prosedur histereskopi dan kuret cukup efektif dalam menangani polip yang berukuran kecil dan biasa dilakukan pada polip rahim yang dialami ibu hamil.
3. Histerektomi
Jika polip tidak bisa diangkat melalui prosedur lain atau polip tersebut adalah jaringan kanker, dokter akan melakukan histerektomi untuk mengangkat rahim melalui prosedur operasi.Pencegahan Polip Rahim
Polip rahim tidak dapat sepenuhnya dicegah karena penyebab pastinya belum diketahui. Namun, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menurunkan risiko terjadinya polip, yaitu:A. Menerapkan pola makan sehat
B. Berolahraga secara rutin
C. Menjaga berat badan ideal
D. Melakukan pemeriksaan secara berkala ke dokter, terutama jika Anda menderita kelainan genetik, seperti sindrom Cowden atau sindrom Lynch
Segera periksakan diri Anda ke dokter jika mengalami gejala polip rahim seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Pemeriksaan dini perlu dilakukan agar polip rahim bisa segera diatasi, sehingga risiko terjadinya komplikasi akibat kondisi ini bisa dicegah.